Oleh Cucu Hayati
Apa
yang akan kita katakan mengenai bencana-bencana di Indonesia?
Apakah
kita akan menganggap hal itu biasa-biasa saja?
Apakah
kita masih sempat tertawa tebahak-bahak ketika
menghadapi semua kejadian itu tanpa berpikir apa sebabnya?
Gunung Papandayan memuntahkan semua isinya, lumpur panas Lapindo
yang tak kunjung henti, banjir
terus menerus membasahi dan
menenggelamkan sebagian hak Insan di Indonesia, gejolak antar masyarakat tak
ada hentinya, dan kejadian lain yang meresahkan seluruh insan di dunia. Itu
merupakan sebagian dari rencana Allah untuk memberikan cerminan dan
renungan bagi insan yang telah melupakan
akan hadirnya hari kiamat. Semua kerusakan yang terjadi di muka bumi ini dapat
dianalogikan sebagai sebuah undangan khusus yang diberikan oleh manusia akan
datangnya hari kiamat, hal ini telah dijelaskan di dalam hadits Rasulullah yang
artinya : “Kiamat tidak akan terjadi kecuali disebabkan merajalelanya kejahatan
manusia” (HR. Muslim)
Keunikan akan hadirnya dimensi waktu selalu dipertanyakan atau
kadang dilupakan oleh individu yang ada di dunia ini, banyak ungkapan yang dikemukan oleh remaja yang
tak tahu arti waktu yang sebenarnya, seperti : “semoga cinta kita abadi yaa
beibh” tanpa mereka sadari bahwa
kehidupan di dunia ini tidak akan kekal karena setiap ada permulaan pasti ada akhirnya.
Kehidupan manusia diawali oleh sebuah permulaan kemudian melewati perjalanan panjang, namun tetap akan
berakhir dan tentunya pasti akan menemukan sebuah titik
pamungkas. Titik pamungkas inilah yang
dinamakan dengan kiamat.
Kiamat adalah akhir dari sebuah kehidupan. Ada Kiamat Kubra atau kiamat besar
yaitu berakhirnya seluruh kehidupan tanpa kecuali dengan sekali hentakkan.
Adapula Kimat Shugra atau kiamat kecil yakni berakhirnya kehidupan
manusia secara Individual (Al-Asyqar, 2005). Hari kiamat adalah hari berakhirnya
kehidupan di dunia ini dengan hancurnya jagad raya (Labib, 2006).
Allah bertanya mengenai
kejadian yang amat dahsyat tersebut kepada hambanya di dalam Al-Quran Surat Al-Qaari’ah ayat 2 :
“Apakah hari kiamat itu?
“tahukah kamu Apakah hari kiamat itu?” (QS. Al-Qaari’ah : 1-2)
Di dalam Kitab Tafsir Al-Jalalain dijelaskan mengapa Hari Kiamat
dinamakan dengan Al-Qaari’ah, karena kengerian-kengerian
yang terjadi di dalamnya sangat menggentarkan qalbu (hati). Betapa
mengerikannya hari itu.
Kemudian, pada ayat selanjutnya Allah menjelaskan peristiwa
tersebut dengan berbagai huru-haranya.
“Pada hari itu manusia
adalah seperti anai-anai yang bertebaran”,
“dan gunung-gunung adalah
seperti bulu yang dihambur-hamburkan”.
(QS. Al-Qaari’ah : 4-5)
Di dalam Al-Quran banyak sekali ayat-ayat yang menjelaskan
peristiwa terjadinaya hari kiamat yang apabila kita tadabburi dan hayati air
mata kita tidak akan terbendung lagi, menetes deras membahasi pipi ini,
teringat betapa mengerikannya hari itu.
Mari kita renungkan kutipan ayat Al-Quran berikut ini :
Aku bersumpah demi hari
kiamat,
dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri).
Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan
(kembali) tulang belulangnya?
bukan demikian, sebenarnya Kami Kuasa menyusun (kembali) jari
jemarinya dengan sempurna.
bahkan manusia itu hendak membuat maksiat terus menerus.
ia berkata: "kapankah hari kiamat itu?"
Maka apabila mata terbelalak (ketakutan),
dan apabila bulan telah hilang cahayaNya,
dan matahari dan bulan dikumpulkan,
pada hari itu manusia berkata: "Kemana tempat berlari?"
sekali-kali tidak! tidak ada tempat berlindung!
hanya kepada Tuhanmu tempat kembali pada hari itu.
pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya
dan apa yang dilalaikannya.
bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri (QS. AL-Qiyaamah : 1-15)
Dalam QS. Al-Haaqqah pula di jelaskan kejadian yang sangat
mengerikan tersebut :
Maka apabila sangkakala
ditiup sekali tiup
dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya
sekali bentur.
Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat,
dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah.
dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. dan pada
hari itu delapan orang Malaikat menjunjung 'Arsy Tuhanmu di atas (kepala)
mereka.
pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun
dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah).
Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnyadari sebelah
kanannya, Maka Dia berkata: "Ambillah, bacalah kitabku (ini)".
Sesungguhnya aku yakin, bahwa Sesungguhnya aku akan menemui hisab
terhadap diriku.
Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai,
dalam syurga yang tinggi,
buah-buahannya dekat,
(kepada mereka dikatakan): "Makan dan minumlah dengan sedap
disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu".
Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah
kirinya, Maka Dia berkata: "Wahai Alangkah baiknya kiranya tidak diberikan
kepadaku kitabku (ini).
dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku.
Wahai kiranya kematian Itulah yang menyelesaikan segala sesuatu.
Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku.
telah hilang kekuasaanku daripadaku."
(Allah berfirman):
"Peganglah Dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya.
kemudian masukkanlah Dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala.
kemudian belitlah Dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh
hasta.
Sesungguhnya Dia dahulu tidak beriman kepada Allah yang Maha besar.
dan juga Dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi Makan orang
miskin.
Maka tiada seorang temanpun baginya pada hari ini di sini.
dan tiada (pula) makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari darah
dan nanah.
tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa.(QS. Al-Haaqqah
Tidakkah kita merasa takut dengan peringatan Allah tentang kejadian
tersebut? Masih sempatkah kita tertawa jika mengalami kejadian dahsyat
tersebut?
Manusia yang tidak beriman kepada Allah sering merasakan penyesalan
dalam hidupnya Apalagi penyesalan di hari Kiamat. Jadi siapa pun yang hidunya
jauh dari Islam ia akan menyesali setiap detik hidupnya di dunia.
Manusia telah diberi peringatan, diajak ke jalan yang benar dan
memiliki cukup waktu untuk merenung serta menempuh jalan kebenaran. Namun,
kebanyakan tidak mau mendengar dan acuh tentang Hari Kiamat seolah-olah ia
yakin tidak akan mati. Di Hari Kiamat tidak akan
Banyak kontroversi terkait isu kiamat di tahun 2012, yang bermula
dari perhitungan suku Bangsa Maya yang di mulai pada tahun 1992. Namun hal itu tidak menjadi sebuah topik
penting bagi umat Islam yang terpenting adalah bukan bertanya kapan hari kiamat
itu tiba, melainkan sejauh mana kita mawas dan mempersiapkan diri sampai
hari itu datang. Karena hanya Allah swt. lah yang maha mengetahui tentang
peristiwa tersebut.